Powered by Blogger.

Akankah Pandemi Covid-19 Berakhir? Keruntuhan dan Kesunyian Yerusalem

by - 9:34 AM

Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua Klasis Port Numbay Jemaat SION DOK VIII Jayapura dimana saya dan keluarga beribadah memberikan daftar pembacaan Alkitab Sepekan dari Senin 27 April s/d Sabtu 02 Mei 2020 kepada seluruh warga Jemaat. Menanggapi pandemi Covid-19 ini, setiap keluarga dihimbau untuk membangun mesbah doa dengan beribadah setiap harinya pagi dan malam di rumah masing-masing. 

Pembacaan hari ini Selasa, tanggal 28 April 2020 diambil dari Kitab Ratapan 1:1-22 dengan judul pembacaan "Keruntuhan dan Kesunyian Yerusalem."


Kitab Ratapan terdiri dari lima pasal dimana nabi Yeremia meratapi jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel dan kehancuran serta masa pembuangan sesudah itu. Jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel sendiri juga dapat kita pelajari atau baca didalam kitab Yeremia. Kita bisa juga membaca nubuatannya pada kitab nabi Yesaya dan Habakuk.

Melihat dari judul pembacaan saja, seharusnya menyadarkan kita bahwa sebenarnya dengan situasi yang sedang terjadi saat ini di tengah Pandemi Covid-19, kitapun seperti sedang ada didalam keruntuhan dan kesunyian kota seperti  Kota Yerusalem pada kala itu. 

"Jalan-Jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segalah pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnnya (contoh sekarang akibat Gereja Gereja harus ditutup); bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya" - Ratapan 1:4

"Berkeluh kesah seluruh penduduknya, sedang mereka mencari harta benda mereka berikan ganti makanan, untuk menyambung hidupnya." - Ratapan 1:11

Tuhan kita adalah Allah yang Kudus. Tuhan tidak bisa berkompromi dengan dosa, apalagi tentang penyembahan berhala atau menyembah Allah lain dan membuat patung-patung untuk disembah atau idol kemajuan dunia seperti dunia saat ini. Manusia sudah tidak mengenal Tuhan lagi, bahkan berpikir bahwa kita manusia bisa hidup sendiri tanpa Tuhan. Kita tidak butuh Tuhan karena semuanya bisa kita ciptakan.
Banyak dosa penyembahan berhala yang telah dilakukan oleh Yerusalem sehingga Kerajaan Yehuda runtuh dan didalam kitab Yeremia dikatakan bahwa Tuhan sampai membuang mereka umat yang dikasihiNya dari hadapanNya. 

Saat ini dalam menghadapi pandemi Covid-19, dikala situasi kota yang sunyi, Gedung Gereja ditutup, saya mengajak kita semua untuk duduk masing-masing di rumah kita, seperti Nabi Yeremia, mari merendahkan diri dihadapan Tuhan meratapi keadaan bumi atau kota dimana saat ini kita tinggal dengan meminta ampun atas segala dosa atau pelanggaran kita tanpa mengeluh tentang keadaan situasi saat ini atau bahkan saling menyalahkan. 
"Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya! Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN. Marilah kita mengangkat hati dan tangan kita kepada Allah di sorga." - Ratapan 3:39-41

Kitab Ratapan memang bernada sedih, Namun didalamnya juga terdapat janji dan pengharapan didalam Tuhan. 
"Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya." - Ratapan 3:31-32

Salah satu isi surat kiriman Nabi Yeremia kepada orang-orang Buangan di Babel yang sudah banyak dibagikan dimana-mana terdapat pada kitab Yeremia 29:11 "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."
Ayat-ayat Firman Tuhan yang sepertinya baik dan indah, tanpa kita mengetahui konteks yang sebenarnya. 

Yang menurut pandangan kita adalah baik belum tentu sama menurut Tuhan. Bagaimana kalau pembuangan ke Babel atau Pandemi Covid-19 itu justu untuk kebaikan kita? untuk membentuk kita umatNya yang sudah lama menjauh dari Tuhan?

Yehuda dikalahakan Babel  dan umatnya dibuang ke Babel adalah bentuk penghukuman Tuhan atas kebebalan Yehuda. Tuhan bisa memakai apa saja untuk membentuk umat Nya. Dibutuhkan 70 tahun untuk Yehuda memahami maksud Tuhan dan berbalik kepada Tuhan. Dalam masa pembuangan di Babel, dengan merendahkan diri dihadapan Tuhan lahirlah orang-orang muda seperti Daniel dan kawan-kawannya. 

Jadi kapan Pandemi Covid-19 akan berakhir khususnya bagi kita di Papua? Mungkin dalam tahun 2020 ini, atau mungkin tahun depan. Memang pasti ada akhirnya, akan genap waktunya juga untuk pemulihan itu terjadi. 

Akan tetapi, adakah kita umatNya mau berdiam diri meratapi keadaan kita seperti Nabi Yeremia ? atau umatNya yang terbuang di Babel?

Pada akhirnya,apakah kita akan keluar menjadi orang-orang seperti Daniel ataukah kita akan terus terbuang dan binasa didalam Pandemi Covid-19 ini?








You May Also Like

0 comments

Kalau Ko bekerja, Ko bekerja sendiri... Tapi kalau Ko berdoa, Tuhan yang bekerja