Kualitas Iman Dibandingkan dengan Kesibukan Dunia Kerja
Kualitas Iman Seseorang Tidak Ditentukan oleh Intensitas keterlibatan seseorang dalam aktifitas Keagamaan yang dijadwalkan.
Mengapa kita harus sering menghakimi orang lain apabila dia
tidak terlihat rajin pergi beribadah dalam suatu komunitas. Mungkin alasannya adalah karena dia terlalu
sibuk bekerja di kantor atau di perusahan atau dimanapun dia bekerja. Seolah-olah
bekerja itu sesuatu hal yang duniawi atau yang tidak suci atau yang tidak berkenan kepada Tuhan atau
seperti sebuah dosa besar.
Common now…
Sangat tidak wajar dan tidak masuk akal kalau dengan sibuk
bekerja dikantor dan tidak terlibat
dalam ibadah bersama atau
kegaitan-kegiatan rohani bersama, berarti orang tersebut sudah melupakan
Tuhan.
Pertama,
yang perlu diingat adalah bahwa pekerjaan adalah pemberian Tuhan. Banyak orang bersusah payah mencari
pekerjaan, bahkan itu menjadi sebuah pergumulan besar yang selalu didoakan.
Kalau dengan bekerja adalah suatu kesalahan, kenapa harus selalu menjadi sebuah
pergumulan yang didoakan bersama. Setalah mendapatkan pekerjaan biasanya banyak
orang akan memberikan pengucapan syukur dan lain sebagainya untuk berterima
kasih kepada Tuhan akan pekerjaan yang diberikan OLEH TUHAN.
Karena pekerjaan
diberikan oleh Tuhan, maka dengan demikian tempat dimana kita bekerja adalah
tempat dimana kita melayani Tuhan. Melayani Tuhan bukan berarti kita harus
menjadi seorang Misionaris atau pendeta. Setiap orang yang sedang bekerja di
kantor-kantor pemerintahan atau pemerintahan swasta juga bisa menjadi seorang
pelayan Tuhan.
Tempat dimana
saya berkuliah dulu adalah sebuah universitas kristen, LeTourneau University di
Texas Amerika. Universitas saya ini memiliki motto khusus yaitu ”Every
Workplace Every Nations.” Dalam artian bahwa dimana saja kita bekerja, denan
profesi apa saja yang kita kerjakan, kita semua ini adalah pelayan Tuhan.
Universitas Kristen ini memilki jurusan teknik, keperawatan, dan aviation.
Semua jurusan ini bisa dipakai untuk melayani Tuhan dalam pekerjaan dimana saja
kita ditempatkan.
Ada salah satu
bagian nyanyian yang biasa kita sendiri nyanyikan,
“...anak
masing-masing disudutnya”
Atau seperti cerita di
Alkitab,
Perumpamaan
tentang Talenta (Matius 25:14-30)
Setiap orang
berbeda-beda tanggung jawab yang diberikan oleh Tuhan. Tidak setiap orang
diberikan tanggung jawab pekerjaan yang sama. Tidak semua orang memilki beban
pekerjaan yang sama atau jam kerja yang sama sehingga dapat memenuhi semua
jadwal kegiatan ibadah dalam suatu komunitas. Tidak semua orang bekerja di
pemerintahan, tidak semua orang bekerja sosial, tidak semua orang bekerja
sebagai petani, tidak semua orang menjadi majelis. Tidak semua orang pulang
kerja jam 3 sore, ada yang pulang kerja jam 5 sore bahkan ada yang jam 7 malam.
And IT’S
OKAYYYYYYYYYYYY.... Coba untuk lebih
diperhatikan dan dipahami dengan baik makna dari cerita alkitab atau lagu yang
sering dinyanyikan ini.
Kolose 3:23 berkata “ Apapun juga
yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan, dan bukan
untuk manusia.”
Jika seorang Kristen tahu dan mengerti akan ayat alkitab
ini. Pastilah setiap bentuk kehidupan yang dijalani adalah untuk Tuhan termasuk
dalam pekerjaannya setiap hari di kantor atau dimanapun dia bekerja. Bekerja
bukan hanya saja untuk memperoleh uang atau untuk memenuhi kebetuhan
sehari-hari. Akan sia-sia hidup ini jika bekerja hanya untuk uang saja.
Pekerjaan sebagai seorang teknisi, seorang sekertaris, seorang pegawai bank,
seorang guru, apapun itu adalah suatu panggilan Tuhan sama seperti mereka yang
adalah seorang pendeta, misonaris, atau majelis jemaat. Jangan menghaimi orang
lain yang pekerjaannya bukan merupakan sebagai seorang pendeta atau pelayan
gereja-gereja.
Apapuan pekerjaan kita, asalkan untuk Tuhan, berarti dia
menjadi sebuah contoh bagaimana seorang pekerja yang bertanggung jawab
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan juga lewat karakter atau sifat-sifat
dasar yang dia tunjukan. Tempat dimana kita bekerja seharusnya bukan hanya saja
sebagai tempat kita menghasilkan uang, tetapi juga tempat dimana kita dapat
hadir menjadi surat Kristus, menjadi pelayan Tuhan di gereja-gereja. Ditambah
lagi, di dunia kerjanya mungkin juga ada kegiatan aktifitas rohani bersama yang
diapun ikut terlibat yang tidak terlihat atau diketahui oleh orang lain diluar
dunia kerjanya.
Setelah kita selesai sekolah dari SD, SMP, SMA dan
kuliah, selanjutnya selama sisa hidup kita (selain pensiun), yang kita lakukan
adalah bekerja. Dam dunia karir Rata-rata kita bekerja setiap hari selama
delapan jam. Akan sangat sia-sia jika sesuatu yang kita lakukan dengan tekun
selama masa hidup kIta delapan jam sehari dikatakan tidak berguna bagi Tuhan
atau tidak berkenan bagi Tuhan atau berdosa atau tidak menghasilkan apa-apa
untuk Tuhan. Kalau demikian, mengapa kita diberikan berkat pekerjaan?
Ibadah sering dikaitkan dengan aktivitas penyembahan
kepada Tuhan seperti pergi ke rumah ibadat, berdoa, berpuasa dan bernyanyi atau
ada dalam penyembahan kepada Tuhan. Jangan lupa bahwa selain ibadah persekutuan
bersama, ada juga ibadah secara pribadi atau setiap orang dengan Tuhan. Kita
tidak akan pernah bisa memastikan atau tahu
bagaimana hubungan atau hati seseorang dengan Tuhan. Tuhanlah yang tahu dan
mengerti hati setiap orang. Meskipun seseorang tidak terlalu terlihat aktif
dalam kegiatan keagamaan oleh suatu komunitas tertentu, bukan berarti hubungan
pribadinya dengan Tuhan kurang baik. Semua tahu ayat firmat Tuhan, manusia
melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhanlah yang melihat hati.
Jadi berhentilah menghakimi orang lain hanya karena
mereka terlihat tidak terlalu terlibat dalam aktifitas keagamaan dalam suatu
komunitas tertentu.
Keluaran 6:5:9
“Kasihilah TUHAN, Allahmu , dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu.
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak-anakmu, dan
membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya
sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada
tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”
Mengasihi Tuhan, melayani Tuhan, taat kepada Tuhan bukan
hanya saja dengan rajin pergi ke ibadah-badah yang dijadwalkan, tetapi dalam
setiap hal bahkan ketika saat kita bekerja di dunia kerja dimana Tuhan tempatkan.
#Peace(LvK)
0 comments